Kamis, 03 Juni 2010

Resensi dan Referensi Mengenai Pengkajian Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah yang Berbasis Pengembangan Ekonomi Lokal

· Resensi

Jurnal pengkajian koperasi dan UKM tahun 2005 berjudul “ PENGKAJIAN PENINGKATAN DAYA SAING USAHA KECIL MENENGAH YANG BERBASIS PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL” dilaksanakan oleh Deputi Bidang Sumberdaya UKMK tahun 2005 (diringkas oleh Togap Tambunan dan Paruhunan Nasution). Adapun daerah atau wilayah yang dijadikan obyek penelitian antara lain Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan.

Dalam jurnal ini disebutkan bahwa terdapat perkembangan UKM di beberapa provinsi. Berikut ini data-data perkembangan UKM dari beberapa provinsi di Indonesia,antara lain:

1). Perekonomian di Sumatera Utara

Hasil estimasi berdasarkan nilai tambah maupun nilai tambah per Unit Usaha menunjukkan bahwa indikator-indikator perekonomian kurang bersahabat dengan UKM.

2). Perekonomian di Sumatera Selatan.

Perkembangan perekonomian kurang mendukung perkembangan UKM di daerah tersebut. Hasil estimasi per nilai tambah maupun nilai tambah per unit usaha (UKM) menunjukkan bahwa indikator perekonomian hanya sedikit berpengaruh terhadap pertumbuhan UKM.

3). Perekonomian di Jawa Barat

Realita yang dijumpai di Jawa Barat berbeda dengan provinsi lainnya. Di Provinsi Jawa Barat indikator ekonomi seperti pertumbuhan PAD, APBD, PDRB dan indicator lainnya tidak berpengaruh sama sekali terhadap nilai tmbah maupun nilai tambah per UKM.

4). Perekonomian di Jawa Timur

Rasio PAD terhadap APBD berdasarkan hasil estimasi memiliki pengaruh yang berarti dan positif terhadap nilai tambah. RPAD juga berpengaruh nyata dan positif terhadap nilai tambah per UKM. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah Jawa Timur mempunyai kepedulian terhadap kinerja UKM.

5). Perekonomian di Nusa Tenggara Barat

Indikator perekonomian di Nusa Tenggara Barat yang berpengaruh terhadap nilai tambah maupun nilai tambah per UKM sangatlah sedikit. Dari 13 indikator yang dinilai hanya Indeks Pendapatan Perkapita (DKAP) dan Pendapatan Perkapita (IKA) yang signifikan itupun bertanda negatif. Ini berarti penduduk tidak tertarik untuk membeli produk yang dihasilkan oleh UKM, sehingga produk yang dihasilkan harus dipasarkan diluar NTB.

6). Perekonomian di Sulawesi Selatan.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa tingkat pengangguran(UN) berpengaruh secara bermakna dan negartif terhadap nilai tambah. Ini menunjukkan penduduk usia produktif memiliki potensi mengembangkan UKM sendiri karena pengangguran belum terserap oleh UKM. Agar pengangguran terserap maka kualitas SDM perlu ditingkatkan baik melalui pendidikan maupun pelatihan yang memadai.

7). Perekonomian di Kalimantan Selatan

Hasil estimasi indikator juga tidak begitu memuaskan bagi laju peningkatan nilai tambah. Dari hasil estimasi secara individu terhadap nilai tambah, tak satupun indicator yang mempunyai pengaruh terhadap nilai tambah. Jika diestimasi dengan nilai tambah per UKM maka rasio PAD terhadap APBD mempunyai makna berarti positif.

Dari hasil kajian sebagaimana diuraikan diatas pembangunan ekonomi local secara umum tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan kinerja sentra UKM yang diukur dengan laju perubahan nilai tambah dan produktivitasnya. Indikator tersebut mengindikasikan belum adanya keterkaitan yang berarti antara dinamika perkembangan ekonomi lokal dengan sentra UKM.

Model peningkatan daya saing UKM menekankan pada usaha pembentukan klaster UKM. Klaster UKM tersebut didukung oleh: a) sumberdaya alam dan manusia serta perekonomian lokal; b) program kemitraan; dan c) dukungan perkuatan berupa keuangan dan non keuangan. Dukungan perkuatan tersebut bersumber dari pemerintah pusat/lokal, lembaga keuangan, BUMN/BUMD, dan swasta. Keberadaan klaster UKM tersebut diharapkan membantu UKM dalam mengakses pasar, peningkatan kemampuan ekspor, menciptakan keunggulan kompetitif, dan memanfaatkan teknologi informasi.

Adapun kinerja UKM yang berada dalam sentra yang telah maju relatif lebih baik dibandingkan dengan UKM yang berada dalam sentra yang belum maju. Hasil kajian mengindikasikan sentra yang dinamis di Indonesia umumnya memiliki kriteria sebagai berikut;

a. jumlah UKM di dalam sentra rata-rata di atas 37 UKM

b. Jumlah omzet penjualan atau nilai produksi dari seluruh UKM di dalam sentra

rata-rata di atas Rp. 2.737.500.000,-per tahun

c. Jumlah tenaga kerja di dalam sentra rata-rata di atas 147 orang

d. Jumlah tambahan investasi di dalam sentra rata-rata diatas Rp. 52.000.000,- per

tahun

Dengan demikian, untuk menuju UKM yang lebih baik, pemerintah harus mendukung dan memberikan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk peningkatan kemajuan UKM agar UKM di Indonesia menjadi lebih baik dan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian nasional.

· Referensi

Andadari, Roos K.1998. Isu Peluang Bisnis Dinamika Krisis. Dalam :Kekuatan Kolektif Sebagai Strategi Mempercepat Pemberdayaan Usaha Kecil. Hasil Konferensi Nasional Usaha Kecil II. 7-8 Oktober 1998. editor: Edy Priyono, dkk. Center for Economic and Sosial Studies The Asia Foundation. Jakarta.

Anonim 2001. Report Bantuan Teknis bagi Penguatan UKM Republik Indonesia, Proyek Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah: Praktek Terbaik Dalam Menciptakan Suatu Lingkungan Yang kondusif Bagi UKM, Asian Development Bank-GFA Manajement-Swisscontact Services. Kantor Menteri Negara Urusan Koperasi dan UKM.

Blakely, J.Edward 1989. Planning Local Economic Development: Theory and Practice SAGE Publication, Inc California.

Chotim, Erna Ermawati. 1998. Isu Pelayanan Birokrasi. Dalam: Kekuatan Kolektif

Sebagai Strategi Mempercepat Pemberdayaan Usaha Kecil. Hasil Konferensi nasional Usaha kecil II. 7-8 Oktober 1998. Editor : Edy Priyono, dkk. Center for Economic and Sosial Studies The Asia Foundation, Jakarta.

CIDES. 1997 Undang-undang Persaingan Suatu Upaya MendukungPersaingan Sehat. Center for Information and Development Studies dan Kondrad Adenauer Stiftung. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar